Sejumlah tokoh purnawirawan TNI dan aktivis pro demokrasi mendeklarasikan “Gerakan Selamatkan NKRI” yang bertujuan menyelamatkan Indonesia dari ancaman liberalisme dan kapitalisme yang saat ini dinilai menggerogoti kehidupan bangsa Indonesia.
Deklarasi itu mereka lakukan di Restoran Raden Bahari, Jl Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Kamis (12/11). Adapun tokoh yang hadir antara lain Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, Mantan Wagub DKI Prijanto, tokoh Malari Hariman Siregar, serta sejumlah politisi senior seperti Aryadi Ahmad, Bursah Zarnubi, Hatta Taliwang, LilimWahid dan Ahmad Mubarok. Hadir juga Letjend (Purn) Soeharto, Marsekal Muda (Purn) Amirullah dan sejumlah ormas.
Acara tersebut dibuka oleh mantan Wakil Gubernur DKI Prijanto. Dalam sambutannya, Prijanto mengatakan gerakan ini muncul karena kegelisahan sejumlah tokoh atas kondisi bangsa dan memutuskan untuk mencari solusi bersama. Mereka berharap semua orang memiliki kepedulian terhadap NKRI untuk menyikapi demokrasi Indonesia yang dinilai telah menyimpang dari Pancasila juga UUD 1945.
"Kita mengajak teman untuk kumpul-kumpul dan buat surat ke Panglima TNI agar mengambil langkah-langkah konstitusional dalam menyikapi negara saat ini," katanya.
"Kami akhirnya berinisiatif bersama PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat). Namun surat itu batal, karena panglima TNI sudah mengerti bahwa demokrasi kita saat ini udah menyimpang. Kita akhirnya buat gerakan untuk bangsa pada 5 Oktober 2015 dengan rembukan dan akhirnya menghasilkan suatu kesepakatan perlu melakukan gerakan untuk menyelamatkan NKRI," jelasnya.
Sementara itu, mantan Panglima TNI Djoko Santoso dalam sambutanhya mengungkapkan bahwa situasi Indonesia saat ini tengah dipengaruhi oleh paham liberalisme dan kapitalisme baru.
"Liberalisme telah mencengkram bangsa Indonesia, dan kapitalisme baru telah menghisap darah bangsa Indonesia," ujar Djoko.
Menurut Djoko, telah empat kali dilakukan amandemen UUD 1945 sejak era reformasi yang justru membawa ketidaksesuaian dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila.
"Kembalikan konsepsi pertahanan Negara Bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dengan kata lain kembali pada Undang-Undang Dasar 1945. Merestorasi amandemen UUD 1945 agar kehidupan berbangsa dan bernegara kembali seperti semula," katanya.
Setelah melakukan sambutan, acara deklarasi dilanjutkan dengan cara menandatangani spanduk sebagai bentuk dukungan atas gerakan tersebut. Spanduk tersebut berisi tiga visi gerakan selamatkan NKRI yakni Kembali ke Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan Prioritaskan Penggunaan Produk Anak Bangsa serta Tolak Buruh Asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar